Hasan bin Abil Hasan al-Bashri dilahirkan dikota Madinah pada tahun 21H/642M. Dia adalah putera seorang budak yang ditangkap di Maisan, kemudian menjadi sekretaris Nabi Muhammad SAW, Zaid bin Tsabit. Karena dibesarkan di Bashrah ia bisa bertemu dengan banyak sahabat nabi, antara lain seperti yang dikatakan orang dengan tujuh puluh sahabat nabi yang turut dalam perang Badar. Dengan demikian dia adalah tokoh sufi yang masih sempat berguru kepada para sahabat nabi. Karena itu Hasan al-Bashri dikenal sebagai guru besar kaum sufi, petuah-petuahnya dijadikan pegangan atau panutan kaum sufi.
Pada mulanya Hasan al- Bashri adalah seorang pedagang batu permata dan dia dijuluki sebagai Hasan si Pedagang Mutiara. Hasan al- Bashri menpunyai hubungan dagang dengan Bizantium (Romawi Timur), relasinya cukup banyak terdiri dari berbagai golongan termasuk para Jenderal dan pejabat-pejabat Istana. Pada suatu hari, ketika dia pergi ke Bizantium, Hasan al-Bashri mengunjungi perdana menteri dan mereka berbincang-bincang beberapa saat.
“Jika engkau suka, kita akan pergi kesuatu tempat?” Kata si perdana menteri mengajak Hasan al-Bashri.
“Terserah padamu. Kemana pun aku menurut” Jawab Hasan al-Bashri.
“Hasan al-Bashri sangat heran menyaksikan kejadian-kejadian itu dan bertanya pada dirinya sendiri. Apakah arti semua kejadian itu?”
Pada suatu hari, ketika Abu ‘Amr, seorang ahli tafsir terkemuka sedang mengajarkan Al-Qur’an, tidak disangka-sangka datanglah seorang pemuda tampan ikut mendengarkan pembahasannya. Abu ‘Amr terpesona memandang sang pemuda dan secara mendadak lupalah ia akan setiap kata dan huruf dalam Al-Qur’an. Ia sangat menyesal dan gelisah karena perbuatannya itu. Dalam keadaan seperti ini pergilah ia mengunjungi Hasan al-Bashri untuk mengadukan kegelisahan hatinya tersebut.
“Guru” Abu’Amr berkata sambil menangis dengan sedih.
“Begitulah keadaannya, setiap kata dan huruf Al-Qur’an telah hilang dari ingatanku”
Hasan al-Bashri begitu terharu mendengar keadaan Abu ‘Amr.
“Sekarang ini adalah musim haji, pergilah engkau ke tanah suci dan tunaikan ibadah haji. Sesudah itu pergilah ke Masjid Khaif. Disana engkau akan bertemu dengan seorang tua. Jangan engkau langsung menegurnya tetapi tunggulah sampai keasyikannya beribadah selesai. Setelah itu barulah engkau memohonkan agar ia mau berdoa untukmu” Pesan Hasan al-Bashri kepadanya.
#waliyullah
#karomah
#kisahsufi