JAKARTA, KOMPAS.TV Ahli Psikologi Forensik Reni Kusumowardhani menjelaskan pertanyaan kuasa hukum Putri Candrawathi terkait Putri yang masih bertemu Brigadir Yosua setelah peristiwa pelecehan.
"Yang terjadi pada Ibu PC berdasarkan teori, lebih sesuai dengan respons yang kontrol. Jadi seolah tidak ada emosi apa-apa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, itu merupakan satu bentuk defense mekanisme untuk bisa tetap tegar, mekanisme pertahanan jiwa," jelas Reni Kusumowardhani.
Reni menjelaskan bahwa sindrom perempuan mengalami kekerasan seksual sampai pemerkosaan memang ada fase akut. Serta ada kemungkinan 3 hal yang terjadi pada korban.
Yang pertama yakni mengekspresikan kemarahannya, kedua yaitu kontrol dan ketiga syok disbelief atau menjadi sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil keputusan.
Baca Juga Tanggapi Keterangan Ahli Psikologi dan Pidana, Ronny Talapessy: Eliezer Hanyalah Alat di https://www.kompas.tv/article/360737/tanggapi-keterangan-ahli-psikologi-dan-pidana-ronny-talapessy-eliezer-hanyalah-alat
"Di kontrol ini satu penekanan dan ini memang berelasi dengan ciri-ciri kepribadian tertentu yang internalizing tadi, jadi menekan rasa marahnya, menekan rasa takutnya, menekan rasa malunya, meskipun itu muncul, itu ada itu dikontrol dan kemudian yang ketiga adalah syok disbelief menjadi sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil keputusan," kata Reni.
Hal ini disampaikan Reni saat memberikan keterangan dalam sidang dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Kuat Maruf dan Ricky Rizal di pengadilan negeri Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022)
Video Editor: Lisa Nurjanah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/360761/kata-ahli-psikologi-soal-putri-candrawathi-masih-temui-yosua-usai-alami-pelecehan-seksual