SEMARANG, KOMPAS.TV - Harga beras terus naik, rakyat makin menjerit.
Bagi Mahni, pedagang penyuplai beras di Semarang, Jawa Tengah, harga beras yang semakin tinggi bahkan mencapai di atas Rp13 ribu per kilogram, sudah bisa disebut tak wajar.
Stok beras yang ia peroleh juga tak banyak, tapi tak ada kejelasan apa penyebabnya.
Situasi yang sama juga terjadi di Denpasar, Bali.
Sejak Selasa (7/02) hingga Kamis (9/02) kemarin, pedagang beras di Pasar Kreneng, tak punya stok beras bulog.
Mereka juga tak berani menaikkan harga jual beras bulog, yang telah ditentukan pemerintah.
Baca Juga Harga Beras Melonjak dan Stok Terpantau Langka di Sejumlah Daerah! di https://www.kompas.tv/article/377113/harga-beras-melonjak-dan-stok-terpantau-langka-di-sejumlah-daerah
Sementara itu, di tengah mahalnya harga dan sulitnya stok beras, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo masih yakin stok beras aman.
Hingga bulan Maret mendatang, 1,9 juta hektar lahan sawah akan panen.
Di saat yang sama, Bulog juga mengeklaim hingga 9 Februari telah menyalurkan 258 ribu ton beras untuk program operasi pasar.
Jumlah tersebut meningkat dibanding sepekan sebelumnya, yakni 186 ribu ton.
Penyaluran beras bulog ini dilakukan untuk menstabilkan harga beras.
Dalam kunjungannya ke Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/02) siang, Presiden Joko Widodo, juga sempat blusukan ke pasar-pasar tradisional dan meninjau harga kebutuhan pokok termasuk beras dan minyak goreng.
Presiden menduga, ada masalah distribusi di balik mahalnya harga beras.
Masyarakat berharap pemerintah bisa segera menekan kenaikan harga-harga beras dan kebutuhan pokok.
Pasalnya, jika tak distabilkan mulai sekarang, harga-harga akan semakin meroket menjelang bulan Ramadan dan lebaran.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/377136/masuk-musim-panen-mentan-masih-yakin-stok-beras-nasional-aman