SEMARANG, KOMPAS.TV - Membantu masyarakat tidak mampu, tidak harus dilakukan oleh pemerintah saja. Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, pun mendorong organisasi atau kelompok masyarakat untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan sosial.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku, bangga atas kepedulian masyarakat yang ikut berperan dalam membantu sesama seperti yang dilakukan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Seribu Rupiah, yang telah berbagi kepada 100 anak yatim piatu dan kaum dhuafa.
Mbak Ita, panggilan akrab Wali Kota Semarang, mengapresiasi langkah Gerakan Seribu Rupiah, dimana dari hasil iuran masyarakat yang setiap harinya Rp 1.000, bisa bermanfaat bagi sesama dan meringankan beban anak yatim piatu sehingga mereka bisa merasakan kebahagiaan saat Lebaran tiba.
"Kegiatan ini (Gerakan Seribu Rupiah) menjadi support karena kalau hanya pemerintah sendiri, tidak mungkin ngayahi semuanya," ucap Mbak Ita.
Sementara itu, penggagas Gerakan Seribu Rupiah, Listyarini Meitasari menegaskan, pihaknya akan berupaya mengajak anak yatim piatu dan kaum dhuafa untuk menjadi manusia berkualitas. Membekali mereka agar mempunyai skill untuk mandiri sehingga tidak sebagai penerima saja.
"Kita ada program berkelanjutan, yaitu pembinaan dan pemberdayaan terhadap anak yatim piatu dan dhuafa, yang merupakan salah satu aplikasi dari program Seribu Rupiah," kata Listyarini Meitasari.
Gerakan Seribu Rupiah juga kerap kali bersinergi dengan kelompok sosial lainnya seperti VN 88 yang juga intens dalam kegiatan sosial dan kelompok sosial masyarakat lainnya. Kegiatan sosial membantu anak yatim, ditutup dengan dongeng Ramadan yang dibawakan oleh pendongeng nasional, Kak Jendro.
#lebaran #ramadan #yatimpiatu
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/399263/damai-ramadan-anak-yatim-dan-dhuafa-di-semarang-menerima-santunan