PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Sebanyak 80 orang penyandang disabilitas tuna rungu yang tergabung dalam komunitas tuli Boyolali terlihat antusias saat mengikuti belajar Alquran dengan bahasa isyarat di SLB B-C YPCM Boyolali, Jawa Tengah. Satu persatu mereka tampak menggunakan jemari untuk mengikuti arahan mentor yang juga memperagakan gerak tangan sebagai bahasa isyarat.
Volunteer pengajar Teman Tuli Mengaji Boyolali, Faqih Anisa, mengatakan kegiatan belajar Alquran dengan bahasa isyarat ini tidak hanya mengaji, namun juga belajar shalat dan menghafal surat bacaan pendek, seperti Al-Fatihah. Pihaknya dalam memberikan penjelasan menggunakan metode jari bano.
Faqih Anisa mengatakan dalam memberikan penjelasan saat belajar membaca Alquran dengan bahasa isyarat memang harus telaten dan sabar. Dirinya menambahkan bahasa isyarat tidak hanya gerak tangan saja, namun juga gerak bibir, gerak tubuh, dan ekspresi wajah.
Dirinya pun menilai para peserta yang semuanya penyandang disabilitas tuna rungu tersebut tampak antusias. Karena selain pengantarnya menggunakan bahasa isyarat, juga karena momentum Ramadan yang membuat mereka semangat untuk bisa membaca Alquran dan memahami isi Alquran selayaknya manusia normal.
Dengan belajar Alquran melalui bahasa isyarat, diharapkan penyandang disabilitas tuna rungu saat salat tidak hanya mengikuti gerakan saja, melainkan juga memahami bacaan surat dalam Alquran dan sekaligus memahami makna dari bacaan tersebut.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/399618/80-orang-penyandang-disabilitas-tuna-rungu-antusias-belajar-alquran-dengan-bahasa-isyarat