JAKARTA, KOMPAS.TV - Perkembangan teknologi semakin pesat, membantu industri - industri semakin mudah menyelesaikan pekerjaan mereka.
Dan hanya sedikit membutuhkan tenaga kerja di dalam revolusi industri.
Menurut World Economic Forum, dalam laporan future jobs kecerdasan buatan akan menggantikan pekerja selama 5 tahun ke depan.
Sebanyak 83 juta pekerjaaan menghilang hingga 2027 mendatang yang dipengaruhi perkembangan teknologi AI.
Sekitar 23 persen pekerjaan terdisrupsi oleh perkembangan AI yang memainkan peran kunci.
Pemerintah melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menilai pentingnya mengembangkan kemampuan generasi bangsa agar dapat menghadapi industri 4.0.
Di lain pihak Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa manusia tidak akan pernah tergantikan.
Sementara itu, pengembangan AI membuat sejumlah perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK di Amerika.
Seperti Google melakukan perampingan karyawan, sebanyak 6 persen atau 12 ribu orang demi mengembangkan AI.
Sejumlah perusahaan besar yang memanfaatkan teknologi seperti Amazon, Meta, IBM dan Microsoft juga berniat merampingkan para pekerja.
Dampak dari pengembangan kecerdasan buatan tersebut telah menyasar puluhan ribu pekerja di Negeri Paman Sam.
Hal tersebut tak hanya menjadi mimpi buruk bagi para pekerja di perusahaan raksasa teknologi, dan juga membuat The Godfather of AI, Geoffrey Hinton mengundurkan diri dari pekerjaannya karena khawatir kecerdasan buatan bisa jadi berbahaya jika berada di tangan orang jahat.
Namun, pada dasarnya manusia tidak akan pernah tergantikan dengan kecerdasan buatan.
Karena sejatinya merekalah yang mengembangkan hal itu.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/405766/soal-perkembangan-kecerdasan-buatan-ketum-kadin-manusia-tidak-akan-tergantikan-oleh-ai