PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Penemuan kasus ini berawal dari sejumlah warga yang terkena diare pada 6 Mei lalu. Kasus diare massal itu bertambah banyak hingga kemudian puncaknya tanggal 10 ada delapan kasus kemudian bertambah terus sampai 37 kasus.
Diare akut akibat pencemaran bakteri E-Coli tersebut menyerang warga Dukuh Kepaksen Desa Giripurno Kecamatan Karanganyar Kebumen. Sebanyak 37 warga di 3 RT mengalami gejala muntah-muntah dan diare selama beberapa hari. Bahkan ada 15 balita yang juga terserang bakteri tersebut.
Sebagian warga yang terdampak serius sempat dirawat di rumah sakit setempat. Hingga Rabu ini, warga yang terdampak telah dinyatakan sembuh dan bisa kembali beraktivitas. Bakteri E-Coli ini diduga menyebar melalui 4 sumber mata air yang berasal dari lahan Perhutani yang kadar bakteri E-Coli mencapai 158 lebih tinggi dari ambang batas yakni 50. Saat ini, sumber mata air tersebut telah ditutup oleh pemerintah desa setempat.
Diduga bakteri tersebut diakibatkan dari kotoran hewan liar yang masuk kedalam sumber air. Lingkungan hutan diketahui masih banyak binatang monyet liar dan babi hutan. Selain itu juga masih terus dilakukan uji lab untuk mengetahui penyebab pasti tercemarnya sumber air tersebut.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/409089/37-warga-di-kebumen-terserang-diare-akut-akibat-pencemaran-bakteri-e-coli