GROBOGAN, KOMPAS.TV - Puluhan warga di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, langsung berjajar di lokasi droping air bersih saat truk tangki air bersih bantuan Polsek Gubug tiba. Warga yang kebanyakan perempuan langsung menenteng jerigen menuju lokasi bantuan air bersih.
Satu persatu warga bergantian mengisi jerigen air yang dibawa. Jerigen yang sudah penuh air langsung dibawa ke rumah masing-masing agar bisa kembali mengantre air bersih bantuan dari Mapolsek Gubug.
Sudah satu bulan sumur resapan warga mengering. Mereka harus mencari air di bilik tengah hutan dan mengantre berjam-jam sampai bilik resapan cukup untuk diambil airnya. Di akhir bulan Juli, warga yang terdampak kekeringan meluas di dua dusun atau sekitar 80 kepala keluarga.
"Sudah terbantu pokoknya sama Pak Polisi. Kalau tidak ada air ambilnya dari hutan, antre biasanya satu jam, nanti tunggu air dulu, kalau sudah ada airnya baru ambil lagi," ungkap Elsa, warga.
"Ada dua dusun, tapi yang paling parah adalah Dusun Sasak RT 06, RW 02. Sumur sudah mulai kekeringan sekitar satu bulan ini," jelas Suyadi, Kadus Penadaran.
Bantuan droping air bersih yang layak minum untuk warga desa sekitar pinggiran hutan, dilakukan untuk membantu meringankan beban warga yang makin terdampak kekeringan akibat kemarau yang terjadi sejak Juni lalu.
"Memberikan air bersih yang layak untuk minum kepada masyarakat yang kekurangan air di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug. Untuk air ini satu tangki sama satu setoran yang kita bagi lewat berpatroli diberikan kepada warga Desa Penadaran. Semoga ke depan tetap kita laksanakan, kita bergantian ke desa-desa yang memang membutuhkan," kata AKP Pudjihari, Kapolsek Gubug.
Pihak Polsek akan terus memberikan bantuan air bersih semampunya yang di galang dari iuran para anggota Mapolsek, untuk berbakti sosial membantu warga di desa-desa yang mengalami krisis air bersih di wilayah hukum Polsek Gubug.
#dropingairbersih #kekeringan #airbersih
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/431196/kekeringan-warga-dua-dusun-di-grobogan-kesulitan-air-bersih