JAKARTA, KOMPAS.TV - Wacana poros koalisi keempat, atau poros baru, mengemuka di saat sejumlah parpol mengalami kondisi politik yang tidak menguntungkan atau penuh ketidakpastian.
Sebut saja Partai Demokrat yang merasa dikhianati koalisi pendukung Anies Baswedan.
Lalu Partai Persatuan Pembangunan, PPP, yang rekomendasi bakal cawapres nya Sandiaga Uno tak kunjung dijadikan pendamping Ganjar oleh PDI-P
Serta PKS yang belum absolut mendukung Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Koalisi Perubahan.
Dari kondisi-kondisi tadi, Partai Demokrat tak menampik kemungkinan munculnya poros koalisi baru.
Baca Juga Pengamat: PKS Lebih Beruntung jika Keluar dari Koalisi Perubahan, Bikin Poros Baru dengan Demokrat di https://www.kompas.tv/nasional/441430/pengamat-pks-lebih-beruntung-jika-keluar-dari-koalisi-perubahan-bikin-poros-baru-dengan-demokrat
Lain halnya dengan PPP, kendati belum ada kepastian dari PDI-P, partai berlambang Ka'bah ini menyatakan masih menghormati proses politik dimana nama Sandiaga Uno diusung PPP sebagai bakal cawapres pendamping ganjar.
Sedangkan PKS, seperti yang kita tahu masih menunggu hasil Musyawarah Majelis Syuro partai untuk menerima Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres.
Sementara itu, analisis politik yang muncul menyatakan poros koalisi baru yang mungkin diinisiasi Partai Demokrat, PPP dan PKS akan sulit terwujud.
Semakin banyak pasangan capres-cawapres, akan menguntungkan rakyat.
Namun, langkah rasional sedang dibicarakan PPP, PKS, dan Demokrat agar poros koalisi baru tak jadi sekedar riwayat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/441711/jalan-buntu-akankah-picu-terbentuknya-poros-koalisi-baru