SEMARANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah menyebut, peluang hujan turun di Jawa Tengah rendah, hal ini dikarenakan puncak kemarau masih terjadi di bulan September. Akibatnya 58 persen wilayah di Jawa Tengah masuk kriteria kekeringan ekstrem. Selain itu, kekeringan ekstrem yang masuk dalam kategori awas oleh BMKG sebagian besar meliputi wilayah Bagian Timur Jawa Tengah.
Sehingga, diharapkan seluruh pihak yang terkait dan masyarakat dapat memberikan perhatian untuk menangani permasalahan kekeringan ekstrem tersebut agar tidak menimbulkan bencana.
"Saat ini Jawa Tengah sudah memasuki puncak musim kemarau, kebetulan dari bulan Agustus kemarin. Terlihat dari data hari tanpa hujan yang di update hari terakhir itu sekitar 58 persen di wilayah Jawa Tengah telah memasuki kategori kekeringan ekstrem atau hari tanpa hujan lebih dari 60 hari berturut-turut," jelas Rosidah.
Sementara itu, untuk prakiraan awal musim hujan sebagian besar wilayah di Jawa Tengah akan terjadi pada bulan November, sedangkan wilayah pegunungan tengah awal musim hujan terjadi bulan Oktober, dan wilayah pesisir utara bagian timur dan barat terjadi pada bulan Desember hingga awal tahun 2024.
#bmkg #kekeringan #jawatengah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/443349/awas-58-persen-wilayah-di-jateng-alami-kekeringan-ekstrem