GROBOGAN, KOMPAS.TV - Aksi nekat Susanto sebagai dokter gadungan ternyata sudah ia lakukan sejak tahun 2006. Berdasarkan keterangan para petugas medis di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Susanto pernah tercatat sebagai dokter wiyata di sejumlah instansi kesehatan, di antaranya, pernah menjadi Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) di Palang Merah Indonesia Kabupaten Grobogan selama tiga tahun, yaitu sejak tahun 2006 hingga 2008, dan ketika menjadi dokter di PMI, Susanto juga merangkap dokter wiyata di Puskesmas Gabus, Kabupaten Grobogan. Selain itu, yang lebih mencengangkan adalah, ternyata Susanto pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Swasta Habibullah Kabupaten Grobogan.
Menurut Sundoyo, Humas PMI Kabupaten Grobogan menegaskan, para karyawan mengaku, tidak menyangka jika Susanto ternyata dokter gadungan. Hal tersebut dikarenakan pimpinan PMI ditunjuk oleh pengurus, jadi para petugas maupun karyawan PMI tidak menyangka.
"Kita tidak tahu, karena kepala itu yang menerima pengurus ya, kita cuma tinggal terima saja," tegas Sundoyo.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Kabupaten Grobogan, Djatmiko, mengatakan, Susanto dipastikan tidak pernah tercatat sebagai dokter. Djatmiko juga sudah mengetahui jika kedok Susanto sebagai dokter di Kabupaten Grobogan sempat terdeteksi, namun Susanto mengundurkan diri, lalu dapat kabar jika Susanto mendapat masalah hukum terkait aksinya di Kandangan di Kalimantan, dan divonis 20 bulan.
"Ketika di Kalimantan itu dia sudah ketahuan, karena dia di sana mengaku sebagai dokter spesialis obgyn. Pada saat mau melakukan operasi, kemudian ketahuan kalau ternyata dia meragukan," ungkap Djatmiko.
Djatmiko menambahkan beberapa waktu lalu sebelum mencuat, Susanto sempat menelepon meminta pengurusan perpanjangan izin prakter dokter, namun ketika diminta untuk melengkapi berkas ia tidak menghubungi lagi.
#doktergadungan #susanto #grobogan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/443619/dokter-gadungan-susanto-pernah-jadi-kepala-pmi-grobogan