BANJAR, KOMPAS.TV - Mengukir kumpang atau sarung dan gagang pisau hingga parang, sudah jadi rutinitas Solihin Akbar, seorang perajin asal Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Di belakang rumahnya, Solihin begitu piawai menuntaskan pesanan dengan beragam motif ukiran yang umumnya berbahan dasar kayu mahar, hingga tambahan jenis kayu jati, eboni ataupun sawo.
Para pemesannya pun rata-rata menjadikan hasil ukiran sarung dan gagang pisau ataupun parang sebagai koleksi pribadi, baik perhiasan rumah, maupun cenderamata.
Jasa yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp7 juta per buah, tergantung bahan dan tingkat kesulitan ukiran yang diminta si pemesan.
Baca Juga Dari Hobi Hasilkan Karya Seni Seorang Polisi di https://www.kompas.tv/regional/440957/dari-hobi-hasilkan-karya-seni-seorang-polisi
Proses pembuatan sarung dan gagang memerlukan waktu empat hari hingga satu minggu per buah, mulai dari pembentukan, pengukiran, hingga penyemprotan cat menggunakan tiner.
Lamanya proses pembuatan ini dilakukan perlahan, demi menjaga kualitas, sehingga pemesan merasa puas akan hasil ukiran.
Berawal dari hobi mengukir dan mengoleksi, Solihin mengaku jasanya ini menjadi sumber rezeki utama keluarganya yang ditekuni selama enam tahun lalu, karena mampu meraup pendapatan sedikitnya Rp6 juta per bulan.
Selain pisau dan parang, Solihin juga kerap menerima orderan ukiran sarung dan gagang untuk keris, bahkan berinisiatif menjual tas etnik berbahan kayu yang diukirnya untuk dipasarkan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/446474/hobi-seni-ukir-gagang-dan-sarung-pisau-jadi-cuan