YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu lokasi tumpukan sampah di Kota Yogyakarta terlihat di kawasan Jalan Jazuli, Kotabaru, Yogyakarta. Sejatinya, depo pembuangan sampah sementara ini hanya berkapasitas maksimal 15 ton. Namun ,sampah yang menumpuk kini telah lebih dari 60 ton.
Menurut Lestari, pedagang makanan, kondisi ini terjadi sejak bulan Juli lalu. Namun, memasuki pekan kedua bulan Oktober, tumpukan sampah terus meninggi dan meluber ke jalan. Akibatnya, bau tak sedap dari tumpukan sampah menggangu kenyamanan warga sepanjang hari. Bahkan, mereka yang berprofesi sebagai pedagang makanan kini terimbas masalah akibat pelanggan yang enggan singgah ke warung mereka.
"Saya kan di sini jual makanan, terus paling yang beli-beli itu kan yang sini-sini aja, kalau yang luar kan mesti ngerasa jijik gitu ya soalnya kan banyak lalat juga," ujar Lestari.
Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko menyebut, masalah ini disebabkan karena adanya pembatasan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Tak heran semua depo tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta kini bernasib serupa, dimana sampah yang masuk melebihi batas tampungan.
"Ini kan 3-4 rit setiap harinya, kemudian karena kondisi Piyungan terbatas paling ini hanya 1 rit tiap hari. Jadi mau tidak mau memang ada tertinggal di sini 3 rit pasti tertinggal. Padahal Piyungan tutup 3 hari sekali," jelas Ahmad.
Berdasarkan aturan pembatasan volume sampah, Kota Yogyakarta hanya mendapat jatah pembuangan sampah maksimal 135 ton per hari. Jumlah itu terbilang kecil karena total sampah per hari yang dihasilkan masyarakat Kota Yogyakarta lebih dari 200 ton per hari.
#tpapiyungan #dlhkotayogyakarta #yogyakarta
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/451047/tpa-piyungan-dibatasi-sampah-menggunung-ganggu-warga