JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya mengenai situasi konflik yang semakin memanas yang terjadi antara Palestina dan Israel.
Dalam keterangannya, Jokowi mendesak agar perang dan tindakan kekerasan di manapun, khususnya di Palestina Israel harus segera dihentikan.
Presiden juga meminta Kemenlu serta jajaran kementerian lainnya, segera mengambil tindakan untuk melindungi keselamatan WNI, yang ada di wilayah konflik.
Menanggapi instruksi presiden, Kementerian Luar Negeri tengah menyusun rencana untuk mengevakuasi wni di wilayah Palestina.
Juru Bicara Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan tiga KBRI dekat Palestina terkait perlindungan WNI.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, juga berkomunikasi dengan sejumlah negara dan organisasi internasional mengupayakan penghentian kekerasan yang terjadi.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Alshun menyebut kondisi Palestina saat ini sangat mengkhawatirkan.
Zuhair meyakini serangan Israel menyebabkan korban warga sipil berjatuhan, sebagian besar adalah anak-anak, perempuan dan warga lanjut usia.
Keselamatan jadi prioritas tak hanya bagi WNI yang ada di Palestina, tapi juga di Israel.
Salah satu mahasiswa Indonesia yang ada di Tel Aviv, Israel menyebut diminta untuk mewaspadai serangan siber dan menyiapkan persediaan logistik untuk tiga hari ke depan.
WNI di Israel kini tengah menunggu informasi lanjutan dari KBRI untuk dievakuasi.
Hingga saat ini, setidaknya lebih dari 1.900 orang dari Palestina dan Israel, tewas akibat perang yang meletus sejak Sabtu (7/10) pekan lalu.
Di wilayah tepi barat, pasukan israel terus membombardir infrastruktur yang dikuasai Hamas.
Baca Juga Ketum Golkar Airlangga Hartarto Serukan Penghentian Perang Israel-Hamas di https://www.kompas.tv/video/451419/ketum-golkar-airlangga-hartarto-serukan-penghentian-perang-israel-hamas
#jokowi #israel #hamas
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/451535/konflik-israel-hamas-wni-di-israel-bersiap-untuk-dievakuasi