BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Rihda, pemuda asal Ule Kareng, Banda Aceh ini telah mewarisi kemampuan mengolah biji kopi robusta dari ayahnya.
Bersama dua orang rekan kerjanya, saban hari melakukan proses sangrai kopi dengan cara yang manual tanpa menggunakan mesin.
Biasanya biji kopi yang dia sangrai berasal dari Dataran Tinggi Gayo serta Aceh Jaya.
Tak butuh waktu lama bagi Ridha untuk sangrai kopi ini, setiap harinya ia mampu memproduksi 150 kilogram bubuk kopi.
Ridha hanya memastikan api agar biji kopi tak gosong.
Tungku perapian ini dihidupkan dengan cara manual menggunakan kayu bakar sehingga cita rasa dan aroma dari kopi itu lebih alami.
Hampir separuh warung kopi yang ada di Banda Aceh memesan bubuk kopi di sini. Namun tak jarang, pesanan juga datang dari luar Aceh.
Untuk satu kilogram bubuk kopi dijual mulai dari Rp40 ribu hingga Rp100 ribu tergantung kualitas bubuk yang dipesan.
Baca Juga Festival Panen Kopi Gayo 2023 Hadirkan Seni Tradisi yang Hampir Hilang di https://www.kompas.tv/video/464263/festival-panen-kopi-gayo-2023-hadirkan-seni-tradisi-yang-hampir-hilang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/464424/begini-proses-pengolahan-biji-kopi-robusta-aceh-tanpa-mesin