JAKARTA, KOMPAS.TV - Kritik terhadap demokrasi di Indonesia mengemuka pada saat debat perdana pemilu presiden 2024.
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan yang menyebut indeks demokrasi Indonesia menurun, dan kebebasan berpendapat dibatasi.
Presiden Joko Widodo pun merespons hal tersebut.
Jokowi menyatakan pemerintah tidak pernah menghalangi kebebasan berpendapat.
Jokowi mencontohkan, dirinya bahkan menganggap biasa jika ada caci maka kepada dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Baca Juga Anies Baswedan Melontarkan Isu Fenomena Orang Dalam, Kepada Siapa Ditujukan? di https://www.kompas.tv/video/469465/anies-baswedan-melontarkan-isu-fenomena-orang-dalam-kepada-siapa-ditujukan
Namun, Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto menganggap kritik Anies soal demokrasi di Indonesia, berlebihan.
Menurut Prabowo, jika indonesia tak demokratis, maka Anies tak akan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti masih adanya intimidasi bagi mereka yang berani mengajukan kritik.
Ganjar mencotohkan sejumlah kasus seperti yang menimpa Ketua BEM UI Melki Sedek Huang dan juga Budayawan Butet Kertarejasa.
Menurut Ganjar, dewasa berdemokrasi maka pemerintah tak boleh menganggap kritik sebagai ancaman.
Para calon presiden telah mengungkapkan pandangannya soal demokrasi pada debat perdana pilpres.
Siapapun calon pemimpin Indonesia nantinya, demokrasi di Indonesia diharapkan terus membaik.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/469502/anies-kritik-demokrasi-indonesia-jokowi-kami-tak-pernah-batasi-kebebasan-berbicara