KLATEN, KOMPAS.TV - Menyambut bulan Ramadan yang hanya tinggal sepekan, ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menggelar tradisi sadranan. Sebelum gunungan dan 75 tenongan berisi sayur, buah, dan jajanan pasar serta makanan direbutkan. Terlebih dahulu dikirab oleh ratusan warga dan didoakan bersama.

Tradisi sadranan diselenggarakan untuk menyambut bulan Ramadan yang hanya kurang lebih tinggal sepekan. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, juga sebagai ajang silaturahmi antar warga dan mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia, sekaligus untuk melestarikan budaya.

Tradisi sadranan biasanya diawali dengan kirab budaya, mereka mengarak dua gunungan setinggi satu meter yang berisi sayur mayur dan jajanan pasar. Kemudian warga desa masing-masing membawa tenongan atau wadah bambu yang berisi makanan hingga buah-buahan. Ratusan warga kemudian berjalan kaki dari salah satu rumah warga menuju kompleks pemakaman di wilayah setempat.

"Ramadan ada Ruwahan, kami warga Desa Sekarsuli juga ada pesta rakyat seperti ngalap berkah untuk leluhur kita. Tujuannya agar yang masih hidup di dunia, anak cucunya sehat, diberi keberkahan dan makmur semua," ujar Rahmad Arifin, tokoh masyarakat.

Setelah melaksanakan doa bersama, ratusan warga saling berebut gunungan dan tenongan. Hanya dalam waktu singkat, bagian gunungan dan tenongan langsung ludes.

"Inikan tradisi, saya senang aja rebutannya dan seru mengingat masa kecil dulu," tutur Sri Handayani,warga.

Bukan hanya orang dewasa, namun anak-anak juga antusias untuk mengikuti tradisi sadranan dan berebut gunungan serta tenongan. Selain dapat mempererat tali silaturahmi antar warga, juga sebagai ajang mencari keberkahan dengan cara berbagi hasil bumi menjelang bulan suci Ramadan, sekaligus dapat melestarikan tradisi budaya ini agar tetap terjaga hingga anak cucu nantinya.

#tradisisadranan #ramadan #klaten

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/489983/tradisi-sadranan-sambut-bulan-ramadan