SEMARANG, KOMPAS.TV - Sudah sekitar sepekan terakhir, nelayan di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, tak bisa melaut karena cuaca buruk. Padahal prediksi dari nelayan, hujan deras sudah berakhir pada akhir bulan Februari lalu.
Namun justru saat ini, masih kerap terjadi hujan deras disertai angin kencang, sehingga membuat gelombang tinggi. Di muara sungai, gelombang bisa mencapai tiga hingga lima meter.
Untuk mengantisipasi perahu tidak terbawa gelombang tinggi, para nelayan memilih untuk berjaga di sekitar perahu mereka, karena dikhawatirkan tali tambatan perahu terputus akibat terjangan ombak.
Sejumlah nelayan di Tambakloro, Darmaji dan Nurkholis, mengaku terpaksa menjual barang berharga miliknya demi bisa bertahan hidup selama menganggur tidak bisa melaut.
"Prediksi nelayan itu, awal mulai ombak bulan Desember sampai Maret. Ini seharusnya sudah selesai. Misalkan ada sisa ombak itu paling kecil, tapi ini prediksinya meleset, ternyata ombak masih besar sekali mulai dari Sabtu (9/3/2024). Kurang lebih satu mingguan ini nelayan tidak bisa berangkat dan siang malam jaga perahu. Jadi seadanya ada yang hutang, ada yang jual barang untuk bertahan hidup sementara," tutur Darmaji.
Nelayan lain di Tambaklorok, Nurkholis mengungkapkan, jika cuaca dan ombak sedang bagus, ia bisa memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 300.000 hingga Rp 400.000.
"Butuh bantuan lah, kalau cuaca pas bagus sehari biasanya dapat Rp 300.000 sampai Rp 400.000," ucap Nurkholis.
Para nelayan berharap cuaca bisa segera normal kembali, sehingga bisa kembali melaut untuk menghidupi keluarga mereka.
#cuacaburuk #nelayan #tambaklorok
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/492932/cuaca-buruk-nelayan-pesisir-semarang-tak-melaut