JAKARTA, KOMPAS.TV - Anies Baswedan menjadi petahana yang elektabilitasnya masih kuat untuk melaju di Pilkada Jakarta.
Pakar Otonomi Daerah, Profesor Djohermansyah Djohan melihat di Pilkada DKI Jakarta, petahana yang kembali melaju justru kalah.
Namun menurutnya, itu hanya jargon saja dan kembali pada elektoral dan kinerja masing-masing.
Juga bagaimana dukungan partai-partai pengusung maupun pendukung. Terakhir, seperti apa simpati masyarakat terhadap sosok tersebut. Maka, semuanya kembali pada rasionalitas.
Djohermansyah menyebut di Amerika juga dikenal dengan kutukan second period.
Pada masa pemerintahan presiden periode kedua umumnya justru kacau.
Sepanjang sejarah Pilkada DKI Jakarta, petahana tidak pernah menang untuk kedua kalinya.
Sebelumnya, Fauzi Bowo di periode kedua dikalahkan Joko Widodo. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kalah melawan Anies Baswedan.
Djohermansyah Djohan mengatakan majunya Anies di Pilpres 2024 adalah suatu kecelakaan.
Anies memimpin Jakarta pada tahun 2017-2022. Sementara, Pilkada DKI kembali dilaksanakan pada 2024.
Di masa kekosongan itu, nama Anies sempat disebut-sebut dalam kasus event balapan formula E. Djohermansyah menduga, untuk mengamankan diperlukan back up politik, misalnya dengan menerima tawaran maju di Pilpres 2024.
"Kalau misalnya ada Pilkada DKI Jakarta 2022, saya kira dia (Anies) akan running," pungkasnya.
Selengkapnya simak dialog Rosianna Silalahi bersama Pakar Otonomi Daerah Profesor Djohermansyah Djohan. Saksikan dalam ROSI eps. Siap-siap Pilkada Jakarta Rasa Pilpres di youtube KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/517052/elektabilitas-anies-masih-tinggi-kekuatan-atau-kutukan-di-pilkada-jakarta-rosi