LAMPUNG, KOMPAS.TV - Rachmad sebelumnya merupakan musisi band lokal yang sering mengisi sejumlah acara musik, namun karena pandemi covid-19 lalu aktivitas bermusiknya terhenti karena sejumlah pembatasan keramaian.
Tak ingin terlarut, ia lantas memberanikan diri mencoba memulai usaha menanam sayuran dengan metode hidroponik dengan memanfaatkan pekarangan rumah orang tuanya. Siapa sangka, langkah kecilnya saat itu berkembang pesat.
Baca Juga Pria Anonim Terbungkus Kain Sprei di Aliran Sungai di https://www.kompas.tv/regional/532407/pria-anonim-terbungkus-kain-sprei-di-aliran-sungai
Rachmad mengatakan metode hidroponik dipilih karena cocok dengan segala kondisi. Selain itu, sayuran yang dihasilkan pun jadi lebih segar karena tak menggunakan pupuk kimia sama sekali.
Rachmad mengakui usaha di bidang pertaniannya ini tak serta merta berjalan mulus. Berbagai kendala kerap dijumpai, namun hal itu dilaluinya dengan sabar hingga kini menuai hasilnya.
Pada perkebunan hidroponik ini terdapat 2 jenis sayuran yakni selada dan pakcoy yang dijual dengan harga 30 ribu rupiah perkilogram.
Kedepan Rachmad ingin mengembangkan usaha miliknya ini dan menjadi pengepul hasil sayur hidroponik sehingga makin banyak petani yang menggunakan metode seperti ini.
#petani #sayur #hidroponik
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/532410/musisi-di-bengkulu-sukses-jadi-petani-sayur-hidroponik