Inilah Wayan Suryawan, warga Denpasar yang melirik peluang budidaya kodok di tengah kemajuan pariwisata, khususnya di Bali. Sejak tahun 2021 lalu, Wayan memulai usaha pembesaran kodok budidaya sebelum akhirnya melakukan pemijahan secara mandiri.
Lahan minimalis seluas 100 meter persegi di kawasan jalan Tunjung Sari, Banjar Tegeh Sari, dimanfaatkan Wayan membudidayakan kodok hasil persilangan bull frog dan kodok lembu.
Pemijahan menjadi tahapan tersulit dalam budidaya kodok, karena dari 10 ribu telur yang diproduksi kodok betina yang tumbuh jadi kecebong sekitar 5-6 ribu tergantung kondisi air.
Budidaya kodok dari telur hingga mencapai ukuran maksimal 500 gram ke atas per ekor membutuhkan waktu empat hingga lima bulan. Saat ini Wayan dapat memenuhi sekitar 200 kilogram kodok untuk dipasok ke restoran di Bali.
Kodok dijual mulai Rp75 ribu hingga 85 ribu per kilogram tergantung ukurannya. Setiap bulan, Wayan meraih omzet hingga Rp15 juta.
Baca artikel: https://economy.okezone.com/read/2021/12/18/455/2519123/intip-potensi-perikanan-budidaya-di-2022
Kontributor: Indira Arri