BOYOLALI, KOMPAS.TV - Para warga mengetahui ikan-ikan di Karamba mati mendadak di Waduk Cengklik, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Minggu (3/11/2024) pagi.
Ribuan ikan air tawar jenis nila yang mati mendadak ini segera diambil dari keramba untuk dipindahkan agar tidak semakin mencemari air waduk, yang bisa berdampak kematian ikan lebih banyak lagi.
Salah satu petani ikan di Waduk Cengklik saat ditemui mengatakan, penyebab matinya ribuan ikan miliknya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda beberapa hari terakhir. Pada hari Jumat (1/11/2024), ikan sudah terlihat naik ke permukaan dan sehari kemudian, ikan-ikan yang berada di keramba diketahui telah mati.
Ribuan ikan yang mati dengan jumlah total 13 ton tersebut merupakan ikan nila yang sudah siap panen. Jika saat ini satu kilogram ikan nila di tingkat petani harganya Rp24.000, maka total kerugian yang diderita oleh 17 petani ikan mencapai Rp280 juta.
"Jumat malam itu sudah ada tanda-tandanya, di perubahan air juga pada naik ke permukaan. Sabtu paginya sudah terjadi banyak kematian, sekitar 11 ton, dan Minggu pagi masih berlanjut hingga sekitar 13 ton," ujar Supriyanto, petani ikan Waduk Cengklik.
Belasan ton ikan yang mati tersebut sebagian dipakai untuk pakan ikan lele dan sebagian lagi dikubur secara massal.
Kematian mendadak belasan ton ikan ini disebabkan fenomena upawiling, di mana kondisi air menjadi dingin akibat kurangnya oksigen, serta tingginya amoniak akibat pakan dan kotoran ikan yang ikut naik akibat cuaca ekstrem.
Petani ikan Waduk Cengklik berharap pemerintah bisa memberikan bantuan pakan dan bibit ikan, agar petani ikan bisa kembali melanjutkan budidaya ikan tawar jenis nila merah.
#boyolali #cuacaekstrem #ikanmati
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/551421/dampak-cuaca-ekstrem-belasan-ton-ikan-nila-siap-panen-mati