SRAGEN, KOMPAS.TV - Polda Jawa Tengah menggelar ekshumasi atau penggalian makam siswa SMK yang tewas ditembak polisi di TPU Bangun Rejo, Sragen, Jawa Tengah.
Ekshumasi dilakukan untuk melengkapi bukti dan mengetahui penyebab kematian korban, yang melibatkan penyidik dan Biddokkes Polda Jateng.
Proses ekshumasi berlangsung selama 3 jam, dan hasilnya akan diserahkan kepada penyidik.
Polda Jateng berjanji akan menangani kasus ini secara transparan.
Pihak keluarga korban berharap ekshumasi dapat memperjelas penyebab kematian korban dan meminta agar kasus ini diusut tuntas, transparan, dan adil.
Saat ini, polisi yang menembak siswa SMK tersebut sedang diperiksa di Polda Jawa Tengah.
Akibat tembakan polisi yang diarahkan ke korban, satu siswa SMK tewas dan dua lainnya terluka.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto membenarkan bahwa korban tewas adalah pelaku tawuran. Namun, polisi pelaku penembakan mengakui telah bertindak berlebihan dengan menembak yang mengarah ke korban.
Sementara itu, Ketua Komisi 3 DPR RI, Habiburokhman mengingatkan agar kasus penembakan siswa SMK ini dikawal dengan benar, agar tidak muncul stigma korban sebagai gengster.
Polisi telah melakukan pra-rekonstruksi di tiga lokasi dan menghadirkan empat tersangka kasus tawuran dari dua kelompok berbeda di Jalan Simongan Raya, Semarang.
Polda Jawa Tengah juga telah menahan polisi yang menembak siswa SMK, Aipda R, selama 20 hari.
Baca Juga Komnas HAM Periksa TKP Penembakan Siswa SMK Semarang, Dalami Beda Keterangan Polisi dan Warga di https://www.kompas.tv/nasional/556868/komnas-ham-periksa-tkp-penembakan-siswa-smk-semarang-dalami-beda-keterangan-polisi-dan-warga
#polisi #siswa #smk #dpr
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/556892/kasus-polisi-tembak-siswa-smk-dpr-polisi-lalai-jangan-ada-stigma-korban-gangster