KOMPAS.TV - Sri Hartani, ibu dari anak berkebutuhan khusus, aktif di Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome atau Potads.

Ani menyebut tidak sedikit perempuan di komunitasnya yang harus keluar dari pekerjaannya karena mengurus anak berkebutuhan khusus.

Salah satunya Rani, perempuan yang dulunya bekerja di bank ini, harus berhenti bekerja karena mengurus anaknya yang disabilitas intelektual sejak 2017.

Rani menyebut sempat berdiskusi dengan suaminya dan akhirnya memilih dia yang berhenti kerja untuk fokus merawat anak.

Rani menyebut sempat was-was saat berhenti bekerja, apalagi biaya mengurus anaknya yang berkebutuhan khusus cukup tinggi.

Menurut data BPS, di Indonesia ada 2,9 juta perempuan yang berhenti bekerja setelah menikah di tahun 2022.

Alasan yang paling banyak adalah karena mengurus rumah tangga, sebesar 34,6 persen.

Baca Juga Karya Anak Berkebutuhan Khusus Asal Sanggar Rumah Berkat Kehidupan Diminati Hingga Belanda di https://www.kompas.tv/video/453780/karya-anak-berkebutuhan-khusus-asal-sanggar-rumah-berkat-kehidupan-diminati-hingga-belanda

#downsyndrome #anakberkebutuhankhusus #bps #perempuan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/578031/merawat-anak-berkebutuhan-khusus-ibu-berhenti-kerja