MEDAN, KOMPAS.TV - Pemerintah Kota Medan mengembalikan bantuan 30 ton beras dari Pemerintah Uni Emirat Arab untuk warga korban bencana banjir bandang dan longsor.
Sebelumnya, bantuan dari Pemerintah Uni Emirat Arab diserahkan langsung oleh Wakil Duta Besar UEA untuk Indonesia di posko bantuan bencana Kota Medan pada hari Minggu lalu.
Bantuan berupa 30 ton beras dan 300 paket bantuan sembako sempat diterima, namun kemudian dikembalikan.
Wali Kota Medan, Rico Waas, menyebut pengembalian dilakukan setelah pihaknya mengecek regulasi dari pemerintah pusat, termasuk BNPB dan Kementerian Pertahanan.
Untuk sementara, Indonesia tidak menerima bantuan asing untuk warga korban banjir bandang dan longsor.
Terkait Pemerintah Kota Medan yang mengembalikan bantuan 30 ton beras dari Uni Emirat Arab, Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah bantuan tersebut merupakan urusan antarnegara atau berasal dari organisasi.
Setelah memastikan status bantuan, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menerima atau menolak bantuan tersebut.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana, Tri Rismaharini, berpendapat pemerintah seharusnya menerima bantuan kemanusiaan dari luar negeri bagi korban bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Sebab, korban bencana memerlukan pertolongan secepat mungkin. Dalam kondisi darurat, prioritas utama adalah penyelamatan dan pemulihan kehidupan korban, bukan memilih siapa pemberi bantuan.
Baca Juga Akses Aceh Utara Mulai Membaik, Warga Sempat Jalan Kaki Puluhan Kilometer Demi Dapat Bantuan di https://www.kompas.tv/regional/638513/akses-aceh-utara-mulai-membaik-warga-sempat-jalan-kaki-puluhan-kilometer-demi-dapat-bantuan
#bantuanbencana #uniemiratarab #medan #bencanasumatera
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/638516/wali-kota-medan-ungkap-alasan-pengembalian-bantuan-bencana-dari-pemerintah-uea-kompas-petang