Dalam tiga pekan terakhir, sejumlah buaya muncul pada tiga tempat di Jakarta. Pertama, buaya muncul di Dermaga Pondok Dayung-Jakut; kedua, di Kanal Banjir Timur (KBT) Cilincing-Jakut; ketiga, di Kali Grogol-Jakbar.
Buaya-buaya tersebut diduga berjenis sama, yakni buaya muara dengan panjang satu hingga tiga meter. Kemunculan buaya tidak hanya di Jakarta, tetapi juga terjadi di Pantai Donggala, Palu, Sulawesi Selatan (24/04) lalu. Kemunculan buaya ini sempat menggegerkan warga.
Namun, pertanyaan mendasar masih belum terjawab, apakah ini adalah buaya liar atau lepas dari penangkaran? Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Exploitasia, mengungkap tiga kemungkinan. Pertama, buaya-buaya tersebut berasal dari penangkaran yang lepas dan hanyut saat banjir tahun 2006 lalu.
Kemungkinan kedua, buaya sengaja dilepas karena pemiliknya tak sanggup lagi menanggung beban biaya makanan. Ketiga, buaya-buaya tersebut mungkin berasal dari habitat buaya di daerah hutan mangrove Pluit & Angke Jakut, yang sebelumnya diketahui sudah punah.
Jika benar buaya tersebut berasal dari hutan bakau Pluit & Angke, maka itu menjadi kabar baik. Sebab, habitat buaya muara yang diketahui sudah punah sejak 1920, kini menunjukkan ekosistemnya mulai membaik dengan kemunculan buaya-buaya.