KOMPAS.TV - Dianggap membuat resah masyarakat dan tidak sesuai komitmen memutus rantai penyebaran Covid-19, dalam rapat paripurna DPRD Sulawesi Tenggara memutuskan menolak kedatangan 500 tenaga kerja asing asal China untuk sementara waktu.
Rencana kedatangan ratusan tenaga kerja asing asal China yang akan bekerja di salah satu pabrik Smelter yang ada di Sulawesi Tenggara diakui Gubernur Sultra, Ali Mazi telah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
Meski begitu, Gubernur dan DPRD Sulawesi Tenggara dalam rapat paripurna telah satu suara menolak kedatangan 500 tenaga kerja asing asal China ke wilayahnya.
Sebagaimana yang disampaikan dalam laman kompas.com, Gubernur Ali Mazi menuturkan \"49 TKA yang lalu saja kita sudah babak belur. Suasana kebatinan masyarakat menghadapi corona, tidak tepat dengan memasukkan TKA asal China \"
Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdul Rahman Saleh menyebutkan jika penolakan kedatangan 500 TKA Asal China ini merupakan bentuk penanganan covid-19 yang harus konkret dan komitmen untuk disiplin membatasi pergerakan orang.
Ketua DPRD Sulawesi Tenggara juga menegaskan bukan berarti anti investor asing, namun penolakan ini merupakan sebuah bentuk komitmen.
Selain itu, Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin menyebutkan hal ini merupakan informasi ini masih baru sehingga masih memerlukan koordinasi dengan pihak imigrasi, pihak tenaga kerja dan pihak yang ada di Kendari.
Namun, kedatangan 500 TKA asal China dipastikan sudah sesuai dengan peraturan.
Simak diskusi selengkapnya dalam tayangan berikut ini.