PROBOLINGGO, KOMPAS.TV - Sepekan pasca uji coba pembelajaran sekolah tatap muka terbatas, SMK dan SMA di Kota Probolinggo Jawa Timur masih kesulitan beradaptasi dengan kebiasaan baru. Selain itu, pihak sekolah mencemaskan potensi lembaga pendidikan menjadi klaster baru penyebaran virus korona.
Selasa 25 Agustus, merupakan pekan kedua pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka untuk SMK dan SMA selama pandemi Covid-19.
Di Kota Probolinggo Jawa Timur, uji coba terbatas digelar di 2 sekolah, yakni SMK Negeri 2 dan SMA Negeri 2. Meski sudah 2 pekan berlangsung, namun jumlah tatap muka baru 4 kali. Sebab sejak digelar pada Selasa pekan lalu, dua hari setelahnya sekolah memasuki hari libur.
Adaptasi dengan kebiasaan baru masih menjadi kendala. Protokol kesehatan yang diterapkan merupakan hal baru, yang tidak ditemui dalam materi sekolah sebelumnya.
Padahal, sekolah tatap muka dinilai lebih memudahkan anak didik dalam menyerap materi, karena siswa dan guru dapat berinteraksi langsung.
Salah satu siswi, Winda Merlieta mengaku senang dengan sekolah tatap muka, karena dia tidak perlu lagi membeli paket data untuk kuota internet belajar daring.
Kepala SMK Negeri 2 Kota Probolinggo, Warnoto mengatakan bahwa selain terkendala proses adaptasi, pihak sekolah khawatir sekolah menjadi klaster penyebaran virus korona. Sebab, penyebaran virus korona di probolinggo belum ada tanda-tanda menurun, sebaliknya cenderung meningkat.
Sebagai antisipasi paparan virus korona, pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan bagi siswa dan seluruh unsur sekolah. Uji coba sekolah tatap muka akan berlangsung hingga 31 Agustus 2020.
#SekolahTatapMuka #KlasterBaruCovid19 #SMA #SMK