KENDAL, KOMPAS.TV - Pandemi Covid 19 yang tak kunjung berakhir, berdampak pada sentra usaha pengrajin keripik singkong di Dusun Krajan, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Selain pesanan terus menurun drastis, sejumlah pengrajin terpaksa menghentikan usahanya karena barang yang diproduksi tidak terjual.
Salah satu pengrajin keripik singkong di Dusun Krajan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal yang masih bertahan di tengah pandemi Covid 19 adalah usaha milik Rubiah. Bersama sang suami dan anaknya, perempuan 52 tahun ini merintis usaha Keripik singkong jumbo untuk memutar roda perekonomian keluarganya.
Namun datangnya pandemi Covid 19 sejak awal tahun lalu, membuat usaha yang telah dirintas selama 20 tahun ini mulai goyah. Selain pesanan terus menurun, beberapa pekan produksi keripik singkong terpaksa berhenti total karena tidak ada pesanan.
Padahal sebelum pandemi, setiap hari warga asli Dusun Krajan ini mampu memproduksi keripik singkong hingga 1 ton. Kini akibat pandemi setiap hari hanya memproduksi sekitar 3 kuintal keripik singkong itupun saat ada pesanan dari para pelanggan.
Keripik singkong jumbo yang rasanya gurih dan renyah ini dijual antara 5 ribu hingga 20 ribu rupiah tergantung ukurannya. Sementara itu biasanya jajanan ini diambil langsung oleh sejumlah pedagang dari berbagai wilayah seperti Semarang, Solo, Yogyakarta hingga Bandung.
#KeripikSingkong #Covid19 #Produksi