JAKARTA, KOMPAS.TV - Dewan Pakar DPP Gerakan Anti Narkoba (Granat) Asep Iwan Iriawan menilai jika inkonsistensi hukuman kepada tersangka pengedar narkoba menyebabkan semakin banyaknya jaringan narkoba yang beredar di Indonesia.
"Jadi seama inkonsistensinya tinggi di LP eksekusinya tidak dilaksanakan dan itu numpuk, semakin akan berpengaruh, hukuman juga berkurang di hakim, jaksa juga nuntut ringan, kemudian juga oknum-oknum tadi melakukan," kata Asep kepada KompasTV, Minggu (25/10/2020).
Merespon hal itu, Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Efendi juga berpendapat jika konsisten hukum menjadi hal yang penting.
Irjen Agung mengatakan sebagai penegak hukum harus konsisten dalam memerangi sindikat peredaran narkoba sekalipun dalam lingkup aparat kepolisian.
"Bahwa kami bisa memberantas yang ada di dalam kami. Dan saya akan terus lakukan itu, sebagaimana amanat, tugas kami, dan tanggung jawab kami," katanya kepada KompasTV.
Irjen Agung menyebut oknum polisi yang menjadi bagian dari kejahatan tersebut merupakan pengkhianat bangsa.
"Saya katakan sebagai penghkhianat karena apa, dia sudah bersumpah, dia sudah menyatakan janjinya sebagai polisi. Dan dia memilih menjadi penjahat, menjadi pengedar, dan menjadi pelindung pelaku kejahatan pengedaran narkoba, ia adalah pengkhianat bangsa," tegasnya.