TAKALAR, KOMPAS.TV - Dampak pandemi covid-19 yang selama ini terjadi cukup membuat roda perekonomian masyarakat berada di posisi terendah. Meski begitu, dampaknya juga membuat sebagian lapisan masyarakat mulai berinovasi dan berusaha agar laju perekonomian tetap berputar.
Seperti halnya yang dilakukan seorang guru bimbingan konseling yang mengajar di Sekolah Menengah Atas bernama Syahrir, di Bontorita, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Berbekal pengalaman yang didapat saat masih menjadi mahasiswa, Syahrir kemudian memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya, untuk mengembangkan budidaya jamur tiram.
Tak hanya menjual jamur tiram yang baru dipanen, Syahrir juga menjual jamur tiram yang sudah diolah. Ia menjual jamur olahannya dengan label 'Jamur Crispy Daeng'.
Hasilnya pun cukup memuaskan. Dalam sehari, Syahrir mampu menjual puluhan kilogram jamur tiram.
Syahrir menjual jamur tiram seharga 30 ribu rupiah per kilogram. Syahrir turut menjual baglog atau media tempat tumbuhnya jamur tiram, ia menjualnya dengan harga Rp 3.500,- per baglog.
Meski begitu, Syahrir tetap akan menjalankan tugas menjadi seorang guru. Menurut rencana, usaha sampingan budidaya jamur tiramnya ini akan dikembangkan dengan memberikan pelatihan budidaya jamur tiram kepada warga.