Dari ke Tengkulak, Petani Suplai Sayur Melalui Daring

KompasTV 2021-01-26

Views 8

BOGOR, KOMPAS.TV - Petani terus menjajaki penjualan online untuk memenuhi kebutuhan di kota besar. Sayangnya, tengkulak masih jadi sandaran petani saat membutuhkan modal.

Dalam hitungan hari, imei siap memanen sayur sawi hijau, di dusun Sukabirus, Bogor, Jawa Barat.

Pandemi covid-19 menyebabkan pendapatan Imei sebagai petani menyusut sepertiga dari biasanya.

Harga sayur mayur miliknya jatuh, karena pasar tradisional tutup pada awal pandemi.

Imei kemudian mencoba peruntungannya dengan menjajaki 2 penjual sayur daring asal Jakarta. Harga yang ditawarkan memang lebih tinggi, tetapi jumlah permintaan belum sebanding dengan penjualan ke tengkulak.

Setali tiga uang. Memasok kebutuhan penjual sayur online juga strategi yang dijalankan oleh Adjiz. Penggarap lahan kebun di wilayah Cisarua, Jawa Barat ini, menyanggupi macam-macam sayur, mulai dari wortel, hingga jagung.

Pria berusia 47 tahun ini, harus menyiapkan cukup modal. Jika hasil panen tak sesuai harapan, Adjiz mengandalkan gadai dan tengkulak, sebagai sumber permodalan, karena dianggap paling sesuai dengan sistem pembayaran masa panen.

Konsep menjual sayur secara online menjadi tren di awal pandemi covid-19.

Biasanya, rantai distribusi sayur mayur melibatkan 5 titik, mulai dari petani, pedagang pengepul, pedagang grosir, kemudian pedagang eceran, baru sampai ke konsumen rumah tangga.

Kini, dengan adanya aplikasi sayur online, rantai distribusi terpangkas 2 titik. Dengan demikian, harga beli ke petani lebih tinggi, tetapi harga jual ke konsumen, ditekan.

Nyatanya mengelola bisnis sayur online tetap memerlukan strategi khusus, jika tak ingin menyandang status aji mumpung.


Share This Video


Download

  
Report form