JAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
KNKT menyebut ditemukan dua kerusakan yang sempat ditunda perbaikannya. Dua perawatan pesawat Sriwijaya Air PK-CLC telah ditunda sejak akhir Desember 2020.
Kerusakan terjadi pada petunjuk kecepatan pesawat dan tuas pengatur tenaga mesin otomatis.
"Airspeed indicator sebelah kanan rusak, jadi petunjuk kecepatannya berfungsi," ujar Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo.
Namun KNKT mengatakan kerusakan tersebut tidak signifikan dan pesawat masih layak untuk terbang.
Selain itu, KNKT juga memastikan pesawat terbang dalam cuaca baik dan tidak berada di dalam awan yang dapat menimbulkan guncangan.
Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, menuju Bandara Supadio, Pontianak pada 9 Januari 2021.
Pesawat mengangkut 62 penumpang yang terdiri dari 2 pilot, 4 awak kabin, 56 penumpang.
Hingga saat ini, 58 jenazah teridentifikasi oleh tim DVI Polri.
Selama masa pencarian Sriwijaya air PK-CLC, tim gabungan berhasil menemukan flight data recorder black box atau kotak hitam pesawat tersebut.
Isi dari FDR kemudian diunduh oleh KNKT untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat.
Namun hingga kini CVR atau cockpit voice recorder yang berisi rekaman suara kokpit saat jatuhnya pesawat belum ditemukan.
KNKT pun masih melakukan pencarian. KNKT menduga CVR berada di area perairan berlumpur.
Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC terbang dari Jakarta menuju Pontianak pada Sabtu (9/1/2021) siang.
Hanya beberapa menit setelah lepas landas, pesawat yang membawa 62 penumpang tersebut jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Sempat beredar informasi pesawat meledak di udara sebelum jatuh. Namun KNKT memastikan pesawat dalam kondisi utuh sebelum jatuh ke dalam air.