CIDADAP, AYOBANDUNG. COM -- Lelaki dengan guratan wajah di usia tak lagi muda itu masih menyisakan bekas kegigihan dan perjuangan. Ia masih gagah dengan rompi coklat kulit, sepatu boot, dan kacamata yang dikalungkan di lehernya. Tak lupa, sebatang rokok yang tak kunjung dibakar lantaran obrolan kami yang semakin dalam. Tak ada yang mengenal Teddy Kardin. Sahabat karib Calon Presiden 02, Prabowo yang pernah sama-sama berjuang di medan perang. Namun, Teddy bukanlah seorang tentara. Ia hanya seorang geolog yang bekerja di pedalaman hutan untuk berbagai perusahaan. Lelaki gagah dengan garis-garis wajah yang semakin dalam itu punya suara yang berat. Sesekali terbatuk, kemudian ia menyuruh pegawainya mengisi ulang gelas besar dengan air minum. Salah satu pegawainya menaruh gelas besar itu di atas meja kayu, tempat di mana kami berbincang hingga Ashar menjelang. Teddy ditemui di lokasi pembuatan pisaunya Jalan Hegarmanah. Rumah yang ia beli dari mertuanya itu menjadi tempat produksi 80 jenis pisau. Selain diramaikan oleh 25 pegawai Tkardin Knive, burung lovebird hijau dan kolam ikan menyuguhkan kesejukan di rumah tersebut. Rumah itu memang tua, banyak tumbuhan merambat di pagarnya, dan karat yang menyelimuti pintu gerbang menuju halaman belakang rumah. Tiga landrover terparkir di sana. Di sudut kiri, terdapat ruang terbuka dengan tiga kursi, etalase, meja kayu, televisi, dan dinding yang penuh dengan penghargaan dan guntingan koran.
Guntingan koran itu menceritakan seorang Teddy Kardin. Kebanyakan para wartawan mengisahkan kehebatan pisau buatan Teddy yang melanglangbuana hingga mancanegara. Tak cuma media lokal dan nasional, media luar negeri pun tak luput menuliskan kisah Teddy. Kertas korannya telah menguning, pun sertifikat dan penghargaan yang ia simpan rapi dalam pigura. Belum lagi plakat yang berjejer di atas etalase. "Saya enggak pernah kepikiran dapat penghargaan itu, kebetulan saja, lagian bukan dari pisau, tapi dari perang," ujarnya, kepada ayobandung, Senin (8/4/2019).
Teddy matanya sayu, namun bekas semangat nampak jelas dari wajah dan tangannya. Buktinya, sampai saat ini, ia masih aktif berburu babi hutan. "Buat makan doggy saya," ujarnya. Teddy memang cinta sekali dengan anjing. Selama hidupnya, ia tak pernah lepas dengan anjing peliharaan. Sejak usia 5, hingga saat ini, anjing adalah binatang peliharaan wajib di rumahnya. "Anjing itu setia," kata bapak dua anak itu. Teddy memelihara 3 anjing pitbull. Setiap Teddy duduk di kursi ruang terbuka rumah Hegarmanah, anjingnya melompat pagar dan segera menghampiri Teddy kemudian duduk di sampingnya. Jika ingin tidur, sang anjing tidur di kursi panjang.
Ia berkisah pernah memelihara hingga 15 anjing. Meskipun sekarang tinggal 3, Teddy tetap menyayanginya. Teddy tak ingin anjingnya dibawa pergi berburu bersama lagi ke hutan. "Takut mati," ucapnya. Suatu hari, ia pernah membawa anjingnya berburu babi hutan. Namun, sang anjing justru malah berkelahi dengan babi hutan. Tentu anjing akan mati lantaran babi hutan itu punya bobot mencapai 1 kwintal sedangkan anjing hanya 20-30 kilogram saja. Kemudian, anjing peliharaannya mati karena kalah dalam pertarungan bersama babi. Babi hutan itu masih banyak di Bandung Raya. Ia sering menembak babi di Ciwidey, Pamengpeuk, sampai Subang. Para pemandu hutan itu pun sudah akrab dengannya. Biasanya, Teddy menembak babi seminggu sekali hingga tiga kali. Informasi babi hutan sedang panen akan Di beritahu oleh pemandu melalui sms. "Ini namanya Ayi Bagong, ini Bagong, ini Bagong," ujarnya sembari memperlihatkan kontak pemandu yang ia beri nama akhiran Bagong. Kemudian, Teddy pun tertawa. Sesekali ia menembak babi bersama istrinya, anak dari Bupati Bandung periode 1980-1985, Kol. Sani Lupias Abdurahman. Ia menikahi anak bupati yang memberikannya dua keturunan. Teddy bercerita, istrinya adalah adik dari temannya dulu. Kemudian, Teddy tertarik dan menawarkan dirinya supaya dikenalkan. Akhirnya, sang istri pun mengamini ajakannya hingga kini melahirkan satu anak perempuan dan satu anak lelaki. Anak perempuannya merupakan atlit tembak dan anak lelakinya menjadi penerus usaha pisau Teddy Kardin. Mereka sudah besar. Anak perempuannya di Jakarta bersama suami, sedangkan anak lelakinya memantau pekerjaan pisau yang di produksi sejak pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. "Sekarang anak saya itu yang pegang pisau, tanyalah ke dia, saya tidak tahu," ujarnya berkelakar sembari memperlihatkan foto anak lelakinya di ponsel.
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Di Balik Guratan Wajah Sang Petualang Teddy Kardin, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/04/09/49177/di-balik-guratan-wajah-sang-petualang-teddy-kardin
Penulis: Fathia Uqimul Haq