Di Myanmar, biksu memiliki peran penting dalam politik. Pengaruh mereka besar dan memiliki banyak pengikut.
Kudeta militer yang terjadi di Myanmar membelah para biksu. Sebagian mendukung militer, sementara sebagian lainnya ikut turun ke jalan, berunjuk rasa menentang militer bersama warga sipil.
"Militer ingin mendorong pembentukan pemerintahan baru," kata U Par Mauk Kha, ketua Biara Magway, yang mendukung militer.
Sementara itu, Biksu Payit, U Sandar Thiri menyebut "militer menggunakan isu kecurangan dalam pemilu sebagai alasan untuk melakukan kudeta."
Kedua biksu ini juga berseberangan dalam menanggapi unjuk rasa yang berujung pada penangkapan serta pembunuhan warga sipil oleh pihak militer.(BBC Indonesia)