PONTIANAK, KOMPAS.TV - Bulan ramadan di Pontianak selalu istimewa. Sebagai kota yang lekat dengan sejarah Islam, Pontianak tidak hanya memiliki kekayaan tradisi dan budaya, namun juga kulinernya. Salah satu yang menjadi primadona adalah "sotong pangkong".
Menanggapi tingginya minat masyarakat untuk menikmati sotong pangkong, makanan ini bahkan dijadikan festival oleh pemerintah Kota Pontianak. Pusat festival kuliner sotong pangkong ini dibuka di sepanjang jalan Merdeka, Pontianak.
Sotong pangkong berasal dari bahasa melayu, terdiri dari kata "sotong" yang artinya cumi-cumi, dan "pangkong" yang artinya dipukul dengan menggunakan alat seperti palu.
Sesuai namanya, "sotong pangkong" merupakan kuliner berbahan dasar cumi, namun diolah dengan cara yang unik. Dalam proses penyajiannya, sotong yang telah dikeringkan ini terlebih dulu di panggang hingga matang.
Selanjutnya, daging sotong dipangkong atau dipukul menggunakan palu hingga teksturnya lembut dan tidak alot. Setelah melalui dua proses tersebut, sotong pangkong siap disantap.
Untuk lebih menambah cita rasa, sotong pangkong disantap dengan ditemani saos sambal dan saus kacang. Menikmati sotong pangkong bersama keluarga setelah berbuka puasa menjadi momen yang ditunggu masyarakat.
Bulan ramadan menjadi berkah bagi para pedagang sotong pangkong, salah satunya dirasakan Murli. Pedagang yang telah memulai berjualan belasan tahun silam ini mengaku meraup omzet yang lumayan besar. Meski di tengah pandemi Covid-19, Murli mengaku dapat menjual 1 kilogram sotong perharinya.
Dengan mematok harga 20 ribu hingga 60 ribu untuk setiap ekor sotong, Murli meraup omzet berkisar 300 ribu hingga 500 ribu rupiah per hari.
Jika anda yang berada di Kota Pontianak dan sekitarnya tertarik merasakan sensasi rasa dari sotong pangkong ini, anda bisa langsung datang ke kawasan jalan Merdeka Pontianak. Para pedagang di sini mulai berjualan setelah Azan Magrib hingga dini hari.