KENDAL, KOMPAS.TV - Tradisi Syawalan yang dilakukan ziarah ke makam para auliya di Jabal, Desa Protomulyo, Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal setelah hari raya Idul Fitri. Dari berbagai kota biasanya datang untuk berziarah mendoakan para auliya seperti di makam Sunan Katong, makam Kyai Guru Asy'ari, Pangeran Puger, Pangeran Juminah yang berada di Jabal.
Dua tahun tradisi Syawalan dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Tradisi syawalan ziarah makam ini hampir sama dengan wisata religi. Yang mana umat muslim datang ke makam para auliya untuk mendoakan dengan membaca Tahlil dan Yasin.
Sekalipun di tengah pandemi namun panitia penyelenggara tetap mengedepankan protokol kesehatan, seperti di makam Sunan Katong. Para peziarah sebelum masuk makam wajib cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak tidak terlalu rapat.
Selain itu panitia juga melakukan pengecekan suhu tubuh. Jika nanti suhunya diatas 37 maka akan disuruh istirahat sejenak. Baru setelah di cek suhu normal, peziarah bisa masuk ke lingkungan makam. Kepala Desa Protomulyo, Jumarno mengatakan tradisi ziarah makam atau biasa disebut Syawalan sudah menjadi tradisi tahunan.
Adanya pandemi Covid 19 seperti saat ini, pihak desa memberlakukan protokol kesehatan ketat dengan melibatkan tim satgas Covid tingkat desa. Bahkan bagi pedagang dari luar kendal juga tidak boleh jualan di wilayah Jabal, untuk membatasi agar tidak ada warga luar yang masuk Kendal.
Sementara itu Bupati Kendal, Dico M Ganinduto tidak melarang kegiatan tradisi Syawalan tersebut karena berziarah ke makam merupakan tradisi setahun sekali, pemerintah akhirnya membolehkan dengan syarat protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah Kabupaten Kendal bekerjasama dengan satgas Covid juga akan melakukan pantauan di lokasi, baik lokasi pariwisata maupun tradisi Syawalan.
#Covid19 #Syawalan #Ziarah