KOMPAS.TV - Rina Regina Sihombing istri Patiar San Francisco Manalu alias Toni yang menjadi korban penculikan disertai pembunuhan oleh anggota TNI AL pada 29 Mei lalu menangis histeris di Mapolres Purwakarta.
Ia datang bersama orang tuanya untuk memenuhi panggilan polisi dimintai keterangan terkait tewasnya sang suami.
Dirinya mengaku tak kuasa menahan sedih ketika kedua anaknya yang masih kecil selalu menanyakan keberadaan sang ayah.
Rina kini hanya bisa memohon keadilan dari aparat penegak hukum untuk dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku yang telah menghabisi nyawa suaminya.
Selain Rina, polisi juga meminta keterangan dari Ade Mustofa korban selamat penganiayaan oleh anggota TNI AL di Mapolres Purwakarta.
Ia menyebut mendapat ancaman disertai tindak kekerasan oleh anggota TNI untuk mengakui telah melakukan tindak penggelapan kendaraan.
Merasa dirinya terancam Ade akhirnya menuruti perintah para pelaku dan meminta korban menandatangi sepucuk surat.
Pasca kejadian yang menimpa dirinya ia kini mengaku trauma atas penyiksaan yang dilakukan oleh anggota TNI.
Tak hanya itu, Ade juga mengalami luka patah tulang rusuk dan masih merasa sakit di bagian leher akibat tindak kekerasan yang dialaminya.
Kasus ini mendapat perhatian khusus dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono.
Melalui Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono, meminta maaf kepada anggota keluarga korban dan berjanji akan memproses hukum kepada 6 anggota TNI yang menjadi pelaku penganiyaan hingga korban tewas.
Kejadian penganiayaan dua warga oleh 6 anggota TNI AL terjadi di Wisma Atlet Dayung Jatiluhur pada 29 Mei lalu.
Mereka dituduh telah menggelapkan sebuah mobil milik salah seorang pengusaha.
Polisi masih mengusut kasus ini dengan mengumpulkan barang bukti dan menahan seorang pengusaha bernama rasta di Mapolres Purwakarta.
Semantara enam anggota TNI AL masih menjalani pemeriksan di sel tahanan Puspomal di Jakarta.