MAKASSAR, KOMPAS.TV - Tak ada yang menyangka, bocah 11 tahun yang sejak hari Minggu dilaporkan hilang oleh keluarga, menjadi korban penculikan dan pembunuhan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Keluarga histeris, setelah mengetahui jenazah anak mereka ditemukan dalam kondisi tragis, dibuang oleh pelaku ke waduk.
Ironisnya, sang pembunuh adalah anak di bawah umur.
Mereka kini menjalani tes kejiwaan oleh tim psikiater dari Polda Sulawesi Selatan.
Pemeriksaan menjadi penting untuk mengetahui apakah saat melakukan pembunuhan pelaku dalam kondisi sadar ataupun tidak, serta menguak motif pembunuhan.
Baca Juga KPAI Akan Berikan 2 Pelaku Pembunuhan Bocah untuk Jual Organ di Makassar Pendampingan Psikologi di https://www.kompas.tv/article/367285/kpai-akan-berikan-2-pelaku-pembunuhan-bocah-untuk-jual-organ-di-makassar-pendampingan-psikologi
Ya, dari penyelidikan sementara, kedua pelaku tergiur iklan jual beli organ tubuh manusia di media sosial.
Menurut Kriminolog UI, Adrianus Meliala, meski tak bisa dibenarkan, Minimnya pemahaman seorang anak di bawah umur memang rentan akan bahaya informasi negatif di internet.
Sehingga memicu aksi keji yang memicu hilangnya nyawa seseorang.
Meski polisi tidak menemukan adanya jaringan jual beli organ, kedua pelaku kini ditahan dan terancam pasal pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal, hukuman mati.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/367288/dua-remaja-pelaku-penculikan-dan-pembunuhan-bocah-untuk-jual-organ-jalani-pemeriksaan-kejiwaan