KOMPAS.TV - Belum usai pencegahan penularan varian delta, varian delta plus kini sudah terdeteksi di Indonesia.
Tak hanya itu, mutasi varian lokal Indonesia B 1466.2 kini masuk daftar pantau Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Indonesia kini tengah berjibaku meredam penularan virus covid-19, terlebih sejumlah virus telah bermutasi dan menjadi variant of concern atau diwaspadai oleh WHO.
Kini kewaspadaan muncul pada mutasi varian lokal, Kementerian Kesehatan mencatat sejauh ini sudah ada 923 kasus mutasi covid-19 varian lokal Indonesia, B.1466.2 yang teridentifikasi di Indonesia.
Terdeteksi sejak November 2020, mutasi lokal ini masuk daftar pantau Badan Kesehatan Dunia dan belum menjadi varian on concern.
Peneliti LIPI Sugiono Saputra menyebut, mutasi lokal ini diduga menjadi penyebab tingginya kasus covid-19 di Indonesia sejak Januari hingga Mei 2021.
Yang juga menjadi kewaspadaan dunia adalah penyebaran covid-19 varian delta. Apalagi baru-baru ini varian delta plus yang diklaim berisiko lebih tinggi bagi kesehatan sudah masuk ke Indonesia.
Ada 3 kasus yang ditemukan, pertama di wilayah Jambi. Tujuh pasien yang terkonfirmasi positif sarscov-2 varian delta, dua diantaranya terjangkit virus korona varian delta plus.
Selain di Jambi satu kasus lainnya ditemukan di Mamuju, Sulawesi Barat.
Hingga kini WHO menyebut, varian delta plus belum terbukti menjadi varian yang dominan dalam penyebaran covid-19.
Namun varian ini lebih tinggi risikonya bagi kesehatan jika sampai tersebar.
Varian delta plus berisiko tinggi karena mutasinya meningkatkan kemampuan bertransmisi mengikat lebih kuat pada reseptor sel paru-paru dan berpotensi mengurangi respons antibodi pada orang yang terpapar.
Varian delta plus memang patut diwaspadai karena potensinya sebagai agen penyebaran covid-19, apalagi sejumlah kasus telah ditemukan di 11 negara.