SEMARANG, KOMPASTV - Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang terus berlanjut memukul para pedagang oleh-oleh khas semarangan yang berada di Jalan Pandanaran Kota Semarang. Sejumlah pedagang mengaku, penerapan PPKM mengakibatkan omzet pedagang anjlok hingga 80 persen.
PPKM yang diperpanjang lagi hingga 16 Agustus mendatang, membuat para pedagang oleh-oleh khas kota semarang untuk lebih bersabar menunggu datangnya pembeli. Saat ini, mereka mengaku sangat terkena dampak penerapan PPKM hingga mengakibatkan omzet mereka anjlok hingga 80 persen. Suyahmi misalnya, pedagang lumpia ini mengaku sebelumnya dalam sehari ia bisa menjual 100 biji lumpia, namun kini hanya berkisar 10 hingga 15 lumpia saja. "Sepi, yaa turunlah 80 persen, dulu sehari bisa jual 100 biji, sekarang paling 10 sampai 15 biji," katanya.
Sementara itu, Agus Sutikno yang berjualan wingko babad mengaku omzetnya turun karena adanya pembatasan waktu berjualan. "Sebelum PPKM saya berjualan bisa sampai malam, kini setengah delapan juga sudah tutup", ujarnya.
Menurut para pedagang oleh-oleh, akibat adanya PPKM, jumlah pembeli berkurang banyak. Saat ini, kebanyakan yang membeli dagangan mereka dari luar kota yang kebetulan singgah untuk membeli buah tangan, itupun jumlah pembelinya tidak banyak.
#oleholehkhassemarang #dampakppkm #pusatoleholehpandanaran