PANDEGLANG, KOMPAS.TV - Satu keluarga di Pandeglang, Banten, selama belasan tahun tinggal di rumah yang tidak layak huni dan satu atap dengan ternak ayam mereka.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kepala keluarga ini berjualan hasil tani yang jumlahnya tidak menentu.
Selama 17 tahun Sukanta dan keluarganya tinggal di sebuah rumah di Kampung Picungbera, Desa Banyu Biru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Rumah ini bukanlah milik Sukanta, melainkan ia hanya menumpang mendirikan rumah di lahan milik orang lain.
Baca Juga Bantuan Motor Sampah Untuk Cegah dan Atasi Banjir Pekalongan di https://www.kompas.tv/article/219528/bantuan-motor-sampah-untuk-cegah-dan-atasi-banjir-pekalongan
Kini rumah yang ia huni bersama istri dan kelima anaknya dalam kondisi yang tidak layak huni.
Dinding bambunya mulai lapuk, atap yang terbuat dari anyaman daun rumbia juga mulai merembeskan air jika hujan deras turun. Rumah ini juga satu atap dengan ayam peliharaan Sukanta.
Untuk menghidupi keluarganya, Sukanta bertani buah dan sayur-sayuran. Hasil panen biasanya dijual Sukanta ke pasar atau di depan rumah.
Rupiah yang dikumpulkan Sukanta pun tidak menentu.
Pemerintah Desa Banyu Biru telah mengajukan pembangunan rumah Sukanta. Namun pengajuan ini terkendala status kepemilikan tanah. Pemerintah desa masih terus berupaya mencari lahan dan membangunkan rumah yang layak untuk keluarga Sukanta.
Baca Juga Atasi Kemiskinan Ekstrem di 5 Kabupaten, Wagub Jateng Minta Penanganan Anak Yatim Piatu Diutamakan di https://www.kompas.tv/article/219573/atasi-kemiskinan-ekstrem-di-5-kabupaten-wagub-jateng-minta-penanganan-anak-yatim-piatu-diutamakan
Sejumlah bantuan dari pemerintah telah disalurkan ke keluarga Sukanta.
Ia juga terdaftar sebagai penerima bantuan program keluarga harapan atau PKH dan menerima bantuan untuk mengatasi dampak Covid-19 sebesar 1,2 juta rupiah pada bulan Juni lalu.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/219649/tinggal-satu-atap-dengan-hewan-ternak-keluarga-di-pandeglang-butuh-bantuan-pemerintah