Kualitas udara buruk di DKI Jakarta sudah terlihat memprihatinkan dalam kurun lima tahun terakhir. Polusi udara ini berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap tahun di Ibu Kota, yang menyebabkan biaya kesehatan pada 2020 melonjak hingga Rp 60,8 triliun.

Tingginya jumlah kendaraan yang lalu lalang sejak lama dinilai jadi penyebab utama pencemaran udara di Jakarta. Namun, aturan pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga tidak membuat kualitas udara membaik secara signifikan, dengan rata-rata penurunan AQI 50-90. Walau penurunan ini masih jauh dari standar kualitas udara baik yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dengan AQI di bawah angka 50.

Lalu apa yang membuat pencemar udara tetap tinggi dan apa dampaknya bagi 11 juta warga di Ibu Kota?

======================================================

Mulai Sekarang #KalauBicaraPakaiData

Pantau dan Subscribe Katadata Indonesia.

Official Website : https://katadata.co.id/
Youtube : https://www.youtube.com/c/KatadataIndonesia
Instagram : https://www.instagram.com/katadatacoid
Facebook : https://www.facebook.com/katadatacoid/
Twitter : https://twitter.com/katadatacoid