KOMPAS.TV - Kondisi jalan yang buruk membuat seorang guru honorer di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu harus menumpang mobil limbah batubara untuk bisa tiba di sekolah.
Jalan rusak dan tumpukan karung limbah batubara telah menjadi teman perjalanan sang guru untuk mencerdaskan anak bangsa selama 16 tahun.
Baca Juga Guru Besar UIN Surabaya Sebut Fenomena Oki Setiana Dewi Sedang Menggejala, Ada Apa? di https://www.kompas.tv/article/258635/guru-besar-uin-surabaya-sebut-fenomena-oki-setiana-dewi-sedang-menggejala-ada-apa
Desi Eka Putri adalah seorang guru honorer yang mengajar di SD Negeri 39 Desa Tanjung Raman, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu.
16 tahun sudah, Desi mencerdaskan anak-anak bangsa dengan status honorer.
Selama belasan tahun itu pula tumpukan karung berisi limbah batubara menjadi teman Desi menuju sekolah.
Agar bisa sampai di sekolah, Desi harus menumpang mobil pengangkut limbah batubara.
Ini dilakukan karena jalan menuju sekolah, buruk, dan berlumpur yang hanya bisa dilalui oleh mobil dengan 2 poros roda seperti mobil pengangkut limbah batubara.
Karena sangat bergantung pada mobil ini tidak jarang desi terlambat tiba di sekolah.
Itupun setelah selama 1 jam perjalanan berkutat dengan debu limbah batubara, tidak jarang limbah menjejakkan noda hitam di pakaiannya.
Semua tantangan dihadapi Desi dengan gigih demi memenuhi semangat belajar anak-anak didiknya.
Untuk dedikasinya, setiap bulan Desi menerima honorarium sebesar Rp 350 ribu yang dianggarkan dari dana BOS.
Keberadaan guru honorer seperti Desi menjadi tumpuan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 39 Bengkulu Tengah.
Di SD Negeri 39 Bengkulu Tengah hanya ada 9 orang guru, tiga diantaranya status pns dan 6 orang guru honorer.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/259090/demi-mengajar-guru-honorer-di-kabupaten-bengkulu-tumpangi-mobil-limbah-batubara