PURWAKARTA, KOMPAS.TV - Elpiji non-subsidi untuk kebutuhan rumah tangga, 12 dan 5,5 kilogram kembali naik mulai 27 Februari 2022 kemarin.
Di Jakarta dan Bekasi, naiknya harga elpiji non-subsidi dikeluhkan sejumlah pedagang.
Bahkan, para pedagang mengaku akan beralih ke gas subsidi tiga kilogram.
Naiknya elpiji non-subsidi 5,5 dan 12 kilogram dirasakan sejumlah pihak.
Agen Elpiji non-subsidi untuk rumah tangga di Pasir Nangka, Babakancikao, Purwakarta, Jawa Barat ini memilih untuk tutup sementara atau tidak berjualan, setelah ada pengumuman kenaikan elpiji non-subsidi 12 dan 5,5 kilogram.
Informasi kenaikan harga ini diakui pihak agen cukup mengagetkan, karena beberapa bulan sebelumnya sudah naik.
Baca Juga Dampak Kenaikan Migas Dunia, Harga Elpiji Non Subsidi Mulai Naik di https://www.kompas.tv/article/265681/dampak-kenaikan-migas-dunia-harga-elpiji-non-subsidi-mulai-naik
Salah seorang pemilik agen elpiji non-subsidi menyebut kenaikan ini berimbas pada penurunan omzet penjualan.
Di Bekasi, Jawa Barat naiknya harga elpiji non-subsidi memaksa pedagang eceran menaikkan harga jual gas ukuran 12 kilogram menjadi Rp200 dari Rp175 ribu.
Untuk ukuran 5,5 kilogram, pedagang menjual dengan harga Rp96 ribu dari Rp85 ribu.
Sementara itu di Jakarta, adanya kenaikan harga elpiji non-subsidi dikeluhkan penjual makanan.
Mereka mengaku harus beralih menggunakan gas berukuran 3 kilogram, lantaran naiknya harga elpiji non-subsidi mengurangi keuntungan.
Sebelumnya, pemerintah dan PT Pertamina Patra Niaga pada minggu kemarin menaikkan harga elpiji non-subsidi dengan menyesuaikan harga minyak dan gas bumi di pasar global.
Pertamina merilis elpiji 12 kilogram yang asalnya Rp163 ribu naik menjadi Rp187 ribu.
Sedangkan untuk gas 5,5 kilogram naik dari Rp76 ribu menjadi Rp88 ribu.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/266210/harga-elpiji-naik-lagi-pedagang-eceran-terpaksa-naikan-harga-gas-ukuran12-kg-hingga-rp200-ribu