KOMPAS.TV - Sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu dimulai dari remaja dan calon pengantin yang akan menikah harus dibekali dengan pemahaman tentang pencegahan stunting.
Hal ini dikemukakan Presiden Joko Widodo saat meninjau program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kamis siang.
Presiden Joko Widodo Kamis (24/03) pagi kemarin melakukan kunjungan kerja di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur dalam rangka meninjau program percepatan penurunan angka stunting.
Baca Juga Targetkan Stunting Turun 14 Persen di 2024, Jokowi ke Kepala Daerah: Jangan Luput, Harus Tercapai di https://www.kompas.tv/article/273455/targetkan-stunting-turun-14-persen-di-2024-jokowi-ke-kepala-daerah-jangan-luput-harus-tercapai
Dalam kesempatan ini selain berdialog remaja, calon pengantin, dan ibu-ibu terkait pencegahan stunting dan memberikan makanan tambahan bagi anak-anak, Presiden Jokowi juga melakukan video conference dengan para bupati dan wali kota se-NTT terkait percepatan penurunan angka stunting di lapangan Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan.
Saat meninjau warga kurang mampu yang mendapat bantuan rumah layak huni di Desa Kesetnana, Presiden Joko Widodo menyatakan, untuk mencegah peningkatan angka stunting para calon pengantin harus dibekali pemahaman tentang pencegahan stunting.
Kabupaten Timor Tengah Selatan dipilih sebagai lokasi penerapan program percepatan penurunan angka stunting karena wilayah ini masih memiliki prevalensi stunting tertinggi di NTT yakni mencapai 48,3 persen.
Dengan percepatan penurunan angka stunting yang sedang digalakan pemerintah dibawah koordinasi BKKBN diharapkan pada 2024 nanti tersisa 14 persen di Indonesia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/273933/jokowi-tinjau-program-percepatan-penurunan-angka-stunting-di-ntt