BANJAR, KOMPAS.TV - Antrean panjang truk truk pengisi BBM jenis solar terjadi di SPBU Jalan Ahmad Yani Kilometer 53, Desa Astambul, Kabupaten Banjar.
Antrean solar telah menjadi pemandangan rutin seperti ini merupakan aktivitas para sopir angkutan menunggu jatah pengisian BBM jenis solar.
Baca Juga Ibadah Haji Kembali Dibuka, Syarat Jemaah Usia di Bawah 65 Tahun, Kemenag Tunggu Kepastian Kuota di https://www.kompas.tv/article/280200/ibadah-haji-kembali-dibuka-syarat-jemaah-usia-di-bawah-65-tahun-kemenag-tunggu-kepastian-kuota
Demi mendapatkan solar, para sopir bahkan mengaku harus mengantre 5 hingga 6 jam per hari.
Itupun para sopir mengeluhkan belum tentu mendapatkan solar karena habis sebelum giliran mereka mengisi.
"Begitu juga di mana-mana menunggu sekitar 4-5 jam juga," ucap seorang Sopir Angkutan, Aji Said.
Keluhan para sopir ini juga diakui pihak pengelola SPBU.
Antrean yang terjadi diantaranya disebabkan keterbatasan pasokan solar dari pertamina ke SPBU.
Baca Juga Seniman Dangdut Banjarmasin Terdampak Pandemi, Dua Tahun Sepi Job Manggung di https://www.kompas.tv/article/280199/seniman-dangdut-banjarmasin-terdampak-pandemi-dua-tahun-sepi-job-manggung
Ditambah lagi tingginya perbedaan harga antara BBM subsidi jenis solar dengan dexlite, membuat pembeli lebih memilih tetap membeli solar sehingga menyebabkan antrean panjang, nyaris di semua SPBU di Kabupaten Banjar.
"Harga terlalu jauh antara bio solar dengan dexlite itu sendiri yang non subsidi," ucap Pengelola SPBU, Adi.
Harga BBM jenis solar bersubsidi sendiri hingga saat ini dijual seharga 5.150 rupiah, berbanding jauh dengan harga dexlite atau solar industri tak bersubsidi yang mencapai 13 ribu rupiah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/280205/sopir-keluhkan-masih-panjangnya-antrean-solar-saat-mengisi-bbm-di-spbu