BANJARBARU, KOMPAS.TV - Menghadapai kasus penyakit mulut dan kuku pada sapi yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan mengambil langkah sigap untuk mengisolasi peternakan yang diduga terinfeksi virus.
Sebelumnya hewan ternak terduga terinfeksi virus PMK di Kalimantan Selatan sempat ditemukan di Desa Bumi Jaya Kabupaten Tanah Laut kemudian disusul oleh Desa Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Baca Juga Lockdown Pasokan dari Jatim, Harga Daging Sapi di Pasaran Banjarmasin Naik di https://www.kompas.tv/article/292989/lockdown-pasokan-dari-jatim-harga-daging-sapi-di-pasaran-banjarmasin-naik
Dengan langkah tersebut menurut pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan saat ini angka kesembuhan pada ternak terduga PMK terus meningkat dan tidak lagi ditemukan ternak sakit pada dua kabupaten tersebut.
"Hari kedua diumumkan ditemukan PMK di Jawa Timur, kami langsung bergerak untuk mencegah penyebaran pmk. Kondisi saat ini ternak yang terduga terinfeksi PMK sudah kita tangani dan itu sudah menunjukkan angka kesembuhan," terang Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov. Kalsel, drh. Suparmi.
Baca Juga Dampak PMK, Penjual Kambing di Banjarmasin Terancam Rugi Ratusan Juta Rupiah di https://www.kompas.tv/article/292990/dampak-pmk-penjual-kambing-di-banjarmasin-terancam-rugi-ratusan-juta-rupiah
Meski angka kesembuhan terus meningkat, kewaspadaan terhadap virus PMK terus dilakukan dengan melakukan pengawasan pada titik rentan terutama pasar hewan, perbatasan antar wilayah dan tempat pengumpulan hewan ternak.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/294196/sempat-dilaporkan-dari-hsu-dan-tala-kesembuhan-ternak-terduga-pmk-di-kalsel-meningkat