MAKASSAR, KOMPAS.TV - Seorang ibu merawat anaknya yang menderita lumpuh layu di sebuah rumah sederhana di permukiman padat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Perempuan kuat ini juga jadi tulang punggung keluarga, sang suami tak lagi bekerja sebagai pengemudi ojek karena sepeda motornya ditarik kreditor. Keluarga ini juga belum terdaftar sebagai penerima sejumlah bantuan dari pemerintah.
Hati Mira terenyuh tiap kali memandang buah hatinya, Muhammad Ibnu Syahban yang terbaring di tempat tidur, Ibnu berusia 16 tahun namun ia tidak seperti remaja seusianya.
Ibnu menderita lumpuh layu dan membuat kaki dan tangannya mengecil.
Keterbatasan ekonomi membuat Mira dan suami harus merawat ketiga anak mereka termasuk Ibnu di sebuah rumah sederhana di permukiman padat di Kelurahan Bara-Baraya Timur, Kecamatan Makassar.
Rumah yang mereka diami mulai rusak di sana-sini. Jika hujan, air masuk dan membasahi kasur tempat Ibnu berbaring. Air pun ditampung menggunakan apa saja mulai dari panci hingga baskom.
Ayah Ibnu adalah seorang pengemudi ojek. Namun belakangan ia tidak bisa lagi bekerja karena cicilan sepeda motornya tertunggak dan ditarik kreditur.
Kini, hanya sang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga ini sebagai pekerja rumah tangga.
Keluarga ini belum terdaftar dalam progam keluarga harapan dan bahkan belum tercatat sebagai penerima BLT BBM yang saat ini sedang dibagikan pemerintah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/331357/kisah-ibu-mira-jadi-tulang-punggung-keluarga-dan-harus-merawat-anaknya-yang-lumpuh