JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam persidangan kasus pembunuhan berencana Yosua Hutabarat, Rabu (21/12) Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani sempat menyebut Kuat Maruf memang pernah berbohong, meski cenderung hanya mematuhi perintah Ferdy Sambo.
Menurut Reni, tidak ada indikasi manipulatif dari Kuat.
Meski dari hasil tes poligraf atau uji kebohongan, terdakwa Kuat Maruf terbukti tak jujur terutama saat memberi kesaksian soal peristiwa di Magelang yang diduga menjadi pemicu pembunuhan Yosua.
Reni menyebut ada kecenderungan mengikuti arahan, meski tak memahami betul kondisi sebenarnya.
Baca Juga Elon Musk Siap Mundur dari Posisi CEO Twitter atau Hanya Cek "Fitur Polling"? di https://www.kompas.tv/article/360826/elon-musk-siap-mundur-dari-posisi-ceo-twitter-atau-hanya-cek-fitur-polling
Sebelumnya, Kuat Ma'ruf memang menanyakan perihal hasil uji tingkat kejujuran atas kesaksian dalam kasus pembunuhan Yosua.
Apalagi dalam persidangan sebelumnya, jaksa sempat mengungkap hasil tes poligraf Kuat Ma'ruf disebut tidak jujur terutama saat memberi kesaksian soal peristiwa di Magelang yang diduga menjadi pemicu pembunuhan yosua.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/360830/undang-gelak-tawa-ini-kalimat-kuat-ma-ruf-saaat-curcol-ke-ahli-psikologi-forensik